Monthly Archives: September 2013

Motor kesayangan

Sebelumnya ane nggak berniat pamer 😳
Cuma pengen Share aja 😉

Jupiyem , 😀 unik emang namanya Jupiter burhan rakitan tahun 2008
Motor ini pemberian orang tua ane buat nemenin ane beraktivitas termasuk ke sekolah

image

Banyak hal indah yg ane lalui bersama ni motor
Dari jalan sama gebetan , nerjang banjir sampek mbonceng beberapa cewe idaman ane 😉 😀

image

Modif ?? , ane cuma ganti knalpot freeflow Nobi , yang laen cukup standar pabrikk  :mrgreen:
Oh ya kalo gk salah , bulan besok (tanggal brapa ane lupa 😉 ) tepat setahun dia nemenin ane

ini ceritaku
Mana ceritamu ? 😉

Razia di mana-mana , gara-gara dul -_-

Woh nikmatnya jam kosong di skolah
Tak senikmat di luar sana
Banyak Razia 😀

Saatnya Nulis artikel gak mutu lagi . Heheh

Bro sekalian , masih segar di ingatan kejadian kecelakaan di Tol Jagorawi , minggu malam 8 September 2014 , kmaren yang menyebabkan enam korban tewas dan lainnya terluka.

image

Turut Berduka Cita
Kini, korban tewas bertambah menjadi tujuh orang , dalam kecelakaan yang melibatkan AQJ anak Ahmad Doni Dhani

image

Akibat kejadian kemaren itu sekarang banyak Razia bagi pelajar yang belum punya SIM termasuk ane 😦

image

Trus , gimana nasib pelajar2 yang harus menggunakan motor untuk ke sekolah
Iya kalo rumahnya deket , lha kalo jauh ?? 😦
Kan banyak yang di rugikan tuh

image

Emang sih udah ada larangan penggunaan motor untuk anak di bawah umur ato yang belum punya SIM . Tapi coba Bro liat nyatanya,  Sepertinya udah tradisi deh ,

image

ane sendiri juga masih pelajar SMK dan alhamdulillah saya juga di beri tanggung jawab merawat motor pemberian OrangTua 🙂

Was was juga sih , di surabaya udah mulai rame Razia polisi , untung sekolah ane deket rumah dan gak ngelewati jalan utama

image

Yah .. semoga saja mereka yang meninggal diberi tempat terbaik di Sisi-Nya dan di ampuni dosa dosanya
Amiinn

image

Semoga ane enggak ngecewa’in Orang Tua ane 😦

Gambar : nyomot gugel 😀

Memilih Busi Motor

Memilih busi motor

yang baik/ bagus dan jenis atau tipe busi. Api dan suhu busi harus bisa mencegah pembakaran dini dan suhu busi juga dituntut tinggi supaya mencegah timbulnya kerak.

beberapa produsen busi memproduksi beberapa tipe
busi.
Sebelum memutuskan untuk mengganti busi motor, kita
harus kenali lebih dulu jenis busi berikut ini:
Busi Standar

image

Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center
electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standar
sampai sekitar 20 ribu Km, ketika kondisi pembakaran
normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain macam oli
mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan efek
peningkatan spek karbu. Busi ini bawaan motor setiap
diluncurkan dari pabrikan.

Busi Platinum

image

Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode
dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum
lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8
mm, jarak tempuh busi sekitar 30 ribu km. Busi ini
favorit bikers penyuka touring karena kemampuannya

Busi Iridium

image

Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan
center electroda dari iridium alloy warna platinum
buram.
Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm
mm. Jarak tempuh busi sekitar 50 ribu sampai 70 ribu
km. berumur lama cocok buat mesin motor besar
diatas 150cc . Bisa dikatakan semi kompetisi, biasa
diaplikasi buat mesin non standar
Busi Racing
Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta
temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan untuk
mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.
Busi racing tidak sama dengan busi Iridium .
Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam
jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, untuk rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.
Busi Resistor
Logo R dengan font miring banyak yang mengira artinya racing. sebenarnya R itu artinya resistor. Busi ini dipakai untuk melindungi perangkat elektronik
digital, berupa speedometer, indikator pada kendaraan
yang memakainya, terhadap pengaruh gelombang radio
dan sejenis nya. Maka, busi ber-kode R pada busi mesti
diingat, sebagai perlindungan perangkat elektronik digital motor

Memilih busi dingin atau busi panas,
Ada dua macam busi yaitu busi panas dan busi dingin.
Daerah tempat tinggal, Khusus
daerah bersuhu dingin, seperti daerah Pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak.
Sedang, daerah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai
busi dingin. Untuk mencegah terjadinya
pre ignition atau pembakaran dini.
Perbandingan kompresi dan
kapasitas mesin, Makin besar
kapasitas mesin, makin tinggi panas
yang dikandung. Di sini busi juga
menentukan kualitas pembakaran,
dengan batasan diatas 150 cc,
sebaiknya menggunakan busi tipe
dingin. Dan mengingat, motor harian
dirancang pabrikan menganut
perbandingan kompresi rendah, maka
suhu relatif rendah ke panas. kapasitas
mesin yang sebaiknya dijadikan acuan.
Memilih busi motor yang baik dan bagus yang
sesuai dengan mesin motor berdasar pada:
-Perbandingan kompresi
-Campuran bahan bakar dan udara
-Oktan BBM
-Timing pengapian
-Suhu daerah sekitar
-Gaya pemakaian standar atau balap

Masalah pada busi
1. Kerak yang banyak di ujung busi, penyebabnya
adalah:
– Part pengapian ada yang rusak, Seperti CDI, koil dan
cop busi
– Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah
– Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk
– Kode busi terlalu dingin
2. Panas busi berlebihan
– Kode busi terlalu panas
– Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering
– Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak
– Terlalu sering full throtle

Jarak gap pada busi dan akibatnya

1. Gap busi terlalu rapat
Kelemahannya pengapian akan kecil tidak sesuai
dengan pembakaran, Tapi keuntungannya, busi selalu
memercikan api di setiap peningkatan rpm mesin
dengan kurva yang rapat.
2. Gap busi terlalu renggang
Kelemahannya pengapian pada rpm dan kecepatan
tinggi akan kacau, tapi pengapian pada rpm rendah
dan menengah pembakarannya lebih sempurna.

Kode pada busi

W24ES-U (Denso)
W   : Diameter ulir busi (W-14 mm)
24 : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar
berarti bertipe lebih dingin
E    : Panjang ulir 19 mm
S    : Tipe penggunaan busi S-standar
U : Konfigurasi gap busi
CPR 7HSP-9 (NGK)
C : Diameter ulir busi (B : 14 mm C : 1 0mm, D : 12mm)
P : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu
kode ini)
R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin
dengan teknology digital menggunakan busi type ini
untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat
mengganggu pembacaan sensor digital)
“7″ : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya
6, 5, 4 disebut busi panas dan sebaliknya tambah
besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin
H : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang
dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2
mm
S : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya
bahan iridium dan G menunjukkan tipe busi racing.
Kalau P platinum dan S standar.
“9″ : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah
busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm
Kode elektroda busi
C    : Copper Core Center Elektroda
D : 2 ground Electroda
P    : Platinum Elektroda
R    : Burn off Resistor
S    : Silver electroda
T    : 3 Ground Elektroda
V    : Wide Gap 1,3 mm
W : Wide Gap 0,9 mm
X    : Wide Gap 1,1 mm
Y    : Wide Gap 1,5 mm
Z    : Wide Gap 2,0 mm
Daftar harga busi aftermarket
Harga busi TDR 485 B Rp. 25 ribu
Harga busi Bosch X5DC Rp. 15 ribu
Harga busi FKY IR-C7 HM Rp. 28 ribu
Harga busi NGK D8EVX Rp. 25 ribu
Harga busi Liben C7 EX Rp. 25 ribu
Harga busi Autolite 4163 Rp. 15 ribu
Harga busi Denso Iridium 1 X 24 Rp. 95 ribu
Harga busi Nology AOS Rp. 185 ribu

Sumber : http://yadimotorservice.blogspot.com/2013/07/tips-memilih-busi-motor-dan-jenis-busi.html?m=1

Penunggu

image